T: Bisakah serigala dan singa menikah lalu melahirkan seekor kelinci? J: Berhentilah bicara yang aneh-aneh dan pergi tidur. ...Aku menemukan diriku dalam situasi di mana seharusnya aku sudah tidur atau mulai membenahi hidupku. Ayahku adalah seekor singa, dan ibuku seekor serigala, tapi lihatlah aku—seekor kelinci. Lebih parahnya lagi, aku ini kelinci tambahan, pemicu perang dalam novel! Kalau semuanya terus berjalan seperti ini, bukan cuma semua orang akan mati, tapi keluarga ayah dan ibu juga akan hancur. "Tidak, ini tak boleh terjadi. Aku harus mengubah takdirku bagaimanapun caranya!" Aku mengepalkan tinju dan berdiri dengan penuh tekad, tapi… "Chloe, kamu tahu malam ini makan malamnya apa? Daging kelinci!" Untuk saat ini, sepertinya yang paling penting adalah jangan sampai ketahuan para serigala di rumah. Awalnya kupikir aku hanya perlu menyembunyikan kenyataan bahwa aku adalah seekor kelinci, tapi ternyata muncul masalah yang lebih besar. Dari semua kemampuan unik para manusia serigala, kenapa punyaku harus "empati"? Kupikir kehidupan ini akan berbeda, tapi… "Ini bukan soal bertarung. Jadi… tolong jangan menangis." Ayah dan Ibu yang menghentikan perang karena memikirkan perasaanku. "Katakan saja. Kalau kamu mau, aku bisa membunuh semua orang yang menyakitimu." Bahkan pemeran utama pria dalam cerita aslinya, terlalu memihakku. Yah, yah… menghentikan perang sepertinya terlalu mudah. Mungkin kemampuanku… lebih berguna dari yang kukira?