"Pergilah ke tempat tidur dan berbaringlah." Luise, yang harus menghadapi utang yang ditinggalkan oleh orang tuanya yang telah meninggal dan merawat adik kecilnya, hidup dengan tekun dan hati yang hangat meskipun dalam keadaan sulit. Suatu hari, saudaranya yang tidak berguna, yang tidak lebih baik dari seorang penganggur, tiba-tiba mengumumkan bahwa dia akan menikah. Setelah kehilangan uang yang seharusnya untuk pernikahan di rumah judi, dia dengan percaya diri mengklaim bahwa dia akan menutupi biaya tersebut dengan hak malam pertama pengantin dan menekan Luise untuk menggantikannya demi melindungi tunangannya. "Tuanku adalah orang yang sangat ketat." Di bawah ancaman yang tidak bisa dia tolak, Luise akhirnya menuju ke kastil. Namun, tuan yang telah menghabiskan banyak tahun di medan perang ditakuti oleh semua orang karena sikapnya yang dingin dan keras. Ketika Luise dengan pelan menyebutkan usianya, dia sedikit mengernyitkan dahi dan mengangguk. Dia tampak akan mengatakan sesuatu yang lebih, tetapi setelah menghela napas singkat, dia menunjuk ke arah tempat tidur tanpa bahkan melihatnya. Suara rendahnya membawa rasa intimidasi yang berat dan tak terbantahkan.