Kesan pertama itu segalanya, bukan? Tapi tampaknya hal ini tidak berlaku ketika Yikyung bertemu dengan Joobin. Saat pertama kali bertemu, Joobin hanyalah orang asing tampan dengan aura misterius yang menggoda. Yikyung merasa tergelitik untuk menggambarnya, untuk menangkap keindahannya di atas kertas seperti seniman pada umumnya... Namun, di pertemuan berikutnya, Joobin berubah menjadi sosok yang sangat berbeda. Peka, berani mengungkapkan pendapat, dan penuh gairah terhadap pekerjaannya sebagai fotografer, dia mengajukan tawaran agar Yikyung menjadi modelnya. Terpikat oleh sisi lain dari Joobin ini, Yikyung pun setuju. Di antara lensa dan kertas, siapa yang akan lebih dulu menggambarkan sosok yang lain dengan sempurna?