Berapa banyak kebetulan yang diperlukan agar sesuatu menjadi takdir? Bagi Chae Dojun, satu-satunya hal yang ditakdirkan oleh takdir hanyalah kesialan dan kemalangan. Akibatnya, dia menolak untuk percaya pada gagasan romantis seperti itu, dan malah menetapkan tujuan yang lebih sederhana: hidup bahagia. Namun dengan sosok orang tua yang sedang sakit, “saudara laki-laki” yang terus-menerus mendapat masalah, dan utang yang terus bertambah, tujuan sederhana seperti itu pun mulai terasa tidak mungkin tercapai. Tapi mungkin, untuk kali ini, takdir memikirkan sesuatu yang berbeda. Karena, meskipun beberapa kali pertama Dojun bertemu Heo Tae-seok penuh dengan bencana, mereka tidak bisa berhenti bertemu satu sama lain. Mungkinkah kebetulan-kebetulan ini merupakan takdir? Dan mungkin – mungkin saja – nasib ini pada akhirnya akan membawa keberuntungan.