Pangeran kesembilan, Qi Changyi, mewarisi kecantikan ibunya, namun ia sedikit lamban. Pei Zheng, perdana menteri saat ini, diposisikan di atas semua orang, nomor dua setelah kaisar sendiri. Dia menangani masalah dengan cepat dan terkenal karena kekejamannya. Namun, hatinya yang dingin perlahan-lahan diluluhkan oleh Changyi. Dia berpikir bahwa si kecil yang bodoh itu dapat digenggam di telapak tangannya selamanya. Namun, tidak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa si kecil bodoh itu akan meninggalkannya setelah patah hati. Dengan mata memerah, dia mencari ke mana-mana seperti setan gila, namun tidak berhasil. "Tanpamu, aku tidak akan pernah bisa bahagia dalam hidup ini. Yang Mulia, ke mana aku harus pergi untuk menemukanmu?"