Di dalam gunung yang terpencil, ada tempat peristirahatan mewah yang sering dikunjungi orang kalangan atas, 'Dowon hyang'.
Resor bergaya hanok ini disebut-sebut sebagai 'istana tersembunyi' Korea.

Di sana, ada juga para ‘peri’ sebutan untuk wanita gisaeng yang melayani VIP.
Cheong Woo awalnya hanya bekerja sebagai pelayan biasa, tapi tak lama kemudian, dia dipaksa menjadi pelayan pribadi untuk seorang tamu penting yang datang berlibur….

"Kamu miskin?"
Pria itu bertanya.
Dengan senyum ramah yang menyembunyikan kebengisannya.

"Aku juga nggak mau hidup begini. Tapi yang bikin aku jadi kayak begini, bukannya Anda? Mengancam bakal mutusin kakiku kalau kabur. Tapi kenapa semuanya jadi seolah-olah ini salahku…."
"Jadi hidupmu yang berantakan ini salahku?"

Goo Wonjae, yang sedari tadi hanya mendengarkan, akhirnya mengerutkan kening dan balik bertanya.

"Kamu mau aku ngasih segalanya cuma-cuma tanpa menyentuhmu sama sekali?"
……
"Kalau kamu lari tanpa pamit, aku harus diam aja, dan setiap kali ditolak, aku harus mundur dengan sopan?"
……
"Kamu pikir kamu pantas diperlakukan seperti itu?"

.
.
.

Goo Wonjae memandangi Cheong woo yang terus menangis tanpa henti, bulu matanya basah karena air mata.
Entah kenapa, melihat itu, dia merasa sedikit lebih baik.

Yeon Cheong woo menangis dengan indah.
Bukan karena siapa-siapa, tapi karena Goo Wonjae. Karena dirinya. bukan orang lain. Entah kenapa, hal itu sedikit mengurangi rasa jijik yang sejak tadi mengganggunya.